Seputarmuria.com, PATI – Menjadi seorang pendongeng bukanlah cita – cita maupun hal yang dibayangkan sebelumnya oleh Neky Maretsa Asriaji usai lulus dari sekolah menengah atas beberapa tahun yang lalu.
Lulus SMA pada tahun 2017 lalu, Neky memilih melanjutkan kuliah jurusan Pendidikan Luar Biasa di UNS. Di pertengahan ia menempuh pendidikan di UNS tersebut, ia mulai tertarik dengan teknik mendongeng dari komunitas mendongeng yang ia sukai.
Berawal dari situlah, ia kemudian mulai tertarik dan menekuni teknik maupun seni dalam mendongeng tersebut. Tak hanya butuh ide, kreativitas dan imajinasi saja, dalam mendongeng, Neky menggunakan peraga sebuah boneka yang ia beri nama Cimot. Tak perlu menggerakkan mulut, dengan teknik pernapasan, apa yang ia ceritakan ia tuangkan melalui Cimot.
Mulai suka dongeng saat semester 2 saat itu saya kenal dengan kakak tingkat yang juga suka dengan dongeng. Apalagi kan saat ini banyak literasi – literasi di media yang mulai tergerus oleh arus. Diakuinya, ia belajar dari tahun 2018 sampai sekarang.
Menurut gadis yang juga akrab di sapa Kiki ini, keunikan dari mendongeng ialah bisa lebih dekat dengan anak – anak, sebagai hiburan dikala penat serta meluapkan energi positif melalui mendongeng ini.
Adapun cerita yang ia dongengkan berkisah tentang fabel, fiksi, cerita nabi dan masih banyak lagi. Sejauh ini, balita dan anak – anak merupakan audien yang sering ia temui baik secara online maupun offline. Demi mengembangkan potensinya itu, ia pun bergabung dalam komunitas Doing Project (Dongeng Keliling Project).
“Biasanya menghabiskan waktu 30 sampai dengan 1 jam. Itu pun sudah termasuk ice breaking, nyanyi – nyanyi dan lainnya. Alhamdulillah sebelum ada pandemi Covid – 19, bisa kesana – kemari, dari satu tempat ke tempat lain”, ungkap gadis kelahiran 1999 ini.
Sedangkan untuk boneka jenis cablak yang menjadi partner mendongengnya tersebut ia dapatkan dengan memesan secara online. Sebelum berdongeng, boneka tersebut ia rias dengan pakaian yang bagus maupun hijab yang seragam dengan busana yang ia pakai.
Neky meyakini bahwa potensi mendongeng khususnya di Pati masih bisa berkembang. Mengingat belum banyak bahkan belum ada yang menekuninya. Selain itu, di lingkungan balita dan anak – anak memang terkadang perlu media pembelajaran seperti ini.
Selain mendongeng untuk anak kecil balita dan lain – lain, Neky juga mendongeng untuk ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) di Griya PMI Surakarta yang mana ia kolaborasi dengan Komunitas Griya Schizofren Solo.
“Terakhir kali mendongeng secara offline, yaitu di salah satu panti asuhan di Pati. Itupun dengan sangat terbatas mengingat di tengah pandemi Covid – 19. Kalau bisa, kedepan ilmu dari bangku kuliah yang saya miliki saya kolabs dengan keahlian mendongeng ini”, pungkasnya. (Er)
The post Tuangkan Imajinasi Melalui Dongeng appeared first on Seputar Muria.