Seputarmuria.com, PATI – Penyerahan Bantuan Kesejahteraan Guru TPQ, Sekolah Minggu dan Madrasah Diniyah serta pengelola Pondok Pesantren tahun 2020 berlangsung, Kamis (14/5/2020).
Bertempat di Ruang Pragola Pati, Bupati Pati, turut hadir bersama Kepala Disdikbud Pati, Sekretaris Disdikbud Pati dan Kemenag Pati.
Kepala Disdikbud Pati Winarto mengatakan penyerahan bantuan ini dilakukan secara simbolis dan bertahap, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dalam laporan, penerima bantuan ini berasal dari berbagai elemen, diantaranya pengurus Badan Koordinasi TPQ Se- Kabupaten Pati, FKPP (Forum Komunikasi Pengelola Pondok Pesantren), Sekolah Minggu Katolik, FKDT Se- Kabupaten Pati, Sekolah Minggu Kristen, Sekolah Minggu Budha.
Kepala Disdikbud mengatakan bantuan ini diberikan pada 13.570 orang, dengan rincian sebagai berikut : Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an, Sekolah Minggu dan Madrasah Diniyah Rp. 900.000,- per Tahun serta Pengelola Pondok Pesantren Rp. 2.000.000,- per Tahun.
“Adapun Pencairan dana Bantuan Kesejahteraan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an, sekolah Minggu dan Madrasah Diniyah serta Pengelola Pondok Pesantren pada pagi hari ini dengan total Rp. 12.433.000.000,-,” imbuhnya.
Dengan rincian penerima bantuan sebagai berikut : Guru TPQ : 9.196 Orang, Guru Madrasah Diniyah : 2.899 Orang, Sekolah Minggu Kristen : 1.050 Orang, Sekolah Minggu Katolik : 107 Orang, Sekolah Minggu Budha : 118 Orang dan Pengelola Pondok Pesantren : 200 Orang
Sementara itu Bupati Haryanto mengungkapkan penyerahan bantuan tidak seperti biasa karena situasi dan kondisi dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak kunjung selesai.
“Penyerahan bantuan yang setiap tahun biasanya dilakukan di bulan Ramadan ini sekaligus untuk silaturahmi per-kawedanan”, tuturnya.
Bupati menjelaskan program bantuan ini hampir terkena refocusing. Dimana semua anggaran ditarik kembali oleh pemerintah pusat. Minimal 35% paling tidak mencapai 223 miliar anggaran itu ditarik kesana.
“Jadi betapa berat di daerah ini nanti kalau ada perbaikan dan hal-hal yang tidak teratasi itu bukan berarti tidak diperhatikan. Namun memang tahun ini semua di SKPD mengurangi anggaran. Hanya tertentu yang kita gunakan,” jelasnya.
Bupati bersyukur bantuan untuk takmir yang mencapai 5,2 Miliar bisa terlaksana walaupun secara bertahap. Bahkan untuk bantuan bagi guru TPQ dan lainnya lebih banyak lagi yaitu Rp. 12.433.000.000,- .
“Karena saya naikkan yang semula 750 ribu saya naikkan menjadi 900 ribu. Sedangkan untu pondok pesantren dari 1 juta menjadi 2 juta,” terangnya.
Bupati menjelaskan bantuan semacam ini merupakan wujud perhatian kepala daerah bagi guru TPQ atau guru agama yang berjasa membina masyarakat dan umat.
“Program-program saya sudah ditiru oleh daerah- daerah lain, dulu pernah dicemooh dikira unsur politik. Namun bukan itu tujuannya,” tegasnya.
Haryanto berpesan agar bantuan ini segera didistribusikan sebelum hari raya. Ia mengatakan tidak adanya jadwal tarawih keliling lantaran ada edaran dari pusat tentang larangan tarawih di masjid.
“Mari bersama-sama menjaga kondusivitas dengan protokol kesehatan. Saya minta tolong karena punya jamaah disarankan tetep menggunakan masker saat beribadah,” imbuhnya.
Bupati mengimbau agar para tenaga pendidik agama berpartisipasi meringankan beban warga terdampak Covid-19.
“Dengan keprihatinan dalam kondisi saat ini, kita tetap bisa memberikan sesuatu. Dan dari nilai kecil itu bentuk perhatian kita,” pungkasnya. (Er)
The post Tanpa Safari Ramadan, Bantuan Kesejahteraan Guru TPQ, Sekolah Minggu dan Madrasah Diniyah Tetap Disalurkan appeared first on Seputar Muria.