Seputarmuria.com, PATI – Usaha sebagai agen koran yang digeluti Sentot Efendi menuai hasil. Dari jualan tersebut, dia bisa menghidupi anak istri, bahkan membawa keempat anaknya menjadi sarjana.
Terlihat sejumlah majalah tergantung di dinding kios yang berada di Jalan Soponyono siang kemarin. Tumpukan koran memenuhi meja. Pria berkacamata itu sibuk membolak-balik sebuah koran di hadapannya mencari – cari informasi yang dicarinya.
Tidak lama seorang tukang ojek datang meminta koran dan sebuah majalah pertanian pesanan seorang pelanggan. Pria tua itu lantas bangkit dari duduknya, lalu menyerahkan koran dan majalah yang diminta tukang ojek itu.
Pria tua itu adalah Sentot Efendi. Agen kawakan dan salah satu yang terbesar di Pati. Tahun 1986 Sentot Efendi mengawali bisnis sebagai agen Koran. Dari bisnis ini dia menghidupi anak istrinya bahkan berhasil menyekolahkan empat anaknya hingga menjadi sarjana.
“Awalnya dulu saya bekerja di pabrik. Lalu saya ditawari menjadi agen salah satu koran oleh seorang yang menjadi perwakilan di Jawa Tengah. Singkat cerita saya ambil peluang itu,” terangnya.
Awal-awal menjadi agen koran menurutnya sangat berat. Apalagi koran ini sebagai pendatang baru di wilayah Pati. Sebelumnya sudah ada koran lokal Jawa Tengah yang sudah menguasai pasar. Namun Sentot tak menyerah. Dia terus bekerja keras menawarkan koran ini kepada pembaca.
“Tahun 1991 ketika meletus Perang Teluk, penjualan koran ini melejit. Sehari bahkan laku 1.000 eksemplar. Saya sebagai agen koran ikut kecipratan untung dari sana,” paparnya.
Dari usaha ini, Sentot terbilang sudah untung. Dia bisa membeli sepetak tanah seluas 260 meter persegi yang sekarang dijadikannya sebagai tempat usahanya, di Jalan Soponyono Nomor 8. Selain itu, dia juga bisa member makan istri dan keempat anaknya. Hasil dari koran bahkan bisa mengantarkan anak-anaknya menjadi sarjana.
“Anak-anak saya S-1 semua. Ada yang di ITS Surabaya dan IPB Bogor,” papar pria kelahiran 1 Juli 1950 ini.
Lebih lanjut, sebagai seorang agen koran, Sentot mengaku masih optimis dengan masa depan media cetak. Dia meyakini koran akan terus bertahan.
“Alasannya karena anak-anak di sekolah itu disuruh membaca. Membaca untuk mendapat pengalaman. Salah satu medianya adalah koran,” paparnya. (Er)
The post Dari Jualan Koran Berhasil Sarjanakan Keempat Anak appeared first on Seputar Muria.