[caption id="attachment_212758" align="alignleft" width="880"] Yulianto si Jagal Kartasura. (Solopos.com)[/caption] MURIANEWS, Solo - Yulianto sang jagal Kartasura, Sukoharjo yang divonis mati karena membunuh tujuh orang itu diketahui memiliki hasrat seks yang besar. Ia bahkan tega membunuh seorang wanita saat melakukan ritual di Gunung Merapi karena ditolak saat mengajak berhubungan badan. Informasi itu disampaikan mantan pengacara Yulianto, Sutarto, seperti dikutip Solopos.com, Rabu (14/4/2021). Sutarto menjelaskan, kala itu korban sedang melakukan ritual di Gunung Merapi dengan ditemani Yulianto. Baca: Hilangkan Nyawa Tujuh Orang, Yulianto Jagal Kartasura Sukoharjo Divonis Mati MA Namun saat itu Yulianto mengajak korban berhubungan badan. Permintaan itu ditolak oleh korban. Yulianto kemudian mendorong korban hingga jatuh ke lereng/jurang gunung. “Korban wanita yang ritual di Gunung Merapi sedang dalam keadaan datang bulan. Namun Yulianto tetap minta dilayani. Tapi oleh si wanita ditolak. Akhirnya korban didorong hingga jatuh ke lereng gunung,” katanya. “Yulianto itu memang punya hasrat seks besar. Ia sendiri mengakui itu. Istrinya juga pernah cerita. Jadi kalau [sang istri] tidak mau melayani, istrinya dihajar. Dalam keadaan apa pun, apakah sakit atau sedang dalam keadaan datang bulan, harus melayani,” ujar Sutarto. Baca: Bertamu ke Rumah Istri Orang Malam-Malam, Oknum Perwira Polisi di Klaten Ngumpet di WC saat Digerebek Warga Sutarto mengungkapkan Yulianto dan sang istri bercerai beberapa waktu setelah kasus pembunuhan yang membuat pria itu dijuluki jagal Kartasura mencuat. Sutarto menyebutkan Yulianto juga diketahui mempunyai ilmu kebatinan di luar nalar manusia kebanyakan. Kemampuan itu diduga dia peroleh karena sering melakukan ritual di Pantai Parangtritis. Salah satu kejadian yang membuat Sutarto menilai Yulianto mempunyai kemampuan lebih yaitu ia bisa tahu rumahnya bakal terbakar. “Pada malam hari sebelum rumahnya terbakar, Yulianto sudah tahu. Malamnya sudah tahu,” ujanya. Baca: Polwan Pati dan Teman Laki-Laki yang Digerebek Suami saat Ngamar di Hotel Semarang Masih Bertugas Seperti Biasa Yang mengherankan, meski mampu membunuh tujuh orang dan bertindak kasar jika hasrat seksnya tak dipenuhi, Yulianto ternyata berbadan kecil. Pembawaannya pun menurut Sutarto relatif ramah dan senang bercanda. “Dulu ia banyak tertawa. Tapi tidak tahu batinnya bagaimana,” sambungnya mengenai kondisi Yulianto saat ia masih menjadi pengacara sang jagal Kartasura. Mengenai kondisi kejiwaan Yulianto, Sutarto mengatakan sudah pernah ada pemeriksaan oleh tim Polres Sukoharjo di Rumah Sakit Jiwa Daerah Solo. Namun bagaimana hasil tertulis pemeriksaan itu, Sutarto mengaku tak tahu. Baca: Ditawar Rp 825 Juta Tapi Ditolak, Hasil Panen Porang Petani Madiun Ini Ternyata Diperkirakan Laku Rp 1,5 Miliar Sutarto hanya mengatakan berdasarkan logika, jika proses persidangan Yulianto saat itu tetap berlanjut di PN Sukoharjo, artinya kejiwaan yang bersangkutan sehat. “Sebab kalau kejiwaannya tidak sehat kan tidak bisa diproses hukum [sidang],” imbuhnya. Sebagaimana diinformasikan, PN Sukoharjo menjatuhkan hukuman mati kepada Yulianto lantaran terbukti bersalah membunuh tujuh orang. Yulianto kemudian melakukan berbagai upaya supaya terhindar dari regu tembak, namun semua upaya itu kandas. Terakhir, pengajuan peninjauan kembali (PK) Yulianto ke Mahkamah Agung ditolak. Artinya, MA menguatkan vonis hukuman mati yang dijatuhkan hakim PN Sukoharjo. Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com