Sambut Datangnya Ramadan di Pati Melalui Megengan dan Ruwahan

pada Minggu, 04 April 2021
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Jelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah yang jatuh pada 13 April 2021 depan. Masyarakat Kabupaten Pati, khususnya Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa memiliki kebiasaan yang cukup unik dalam menyambut rukun Islam yang ketiga itu.

Tak hanya Megengan atau Ruwahan, warga Desa Pagerharjo, juga menampilkan pentas seni budaya yang dilaksanakan secara sederhana di masa pandemi Covid-19.

Kegiatan yang diisi dengan pengajian, tari, menyanyikan lagu religi, baca puisi, pencak silat, dan dolanan tradisional ini sebagai bentuk antusias masyarakat Pati, khususnya anak-anak menyambut bulan Ramadan.

“Kita punya kegiatan untuk menyambut bulan Ramadan seperti megengan. Kita juga buat acara tradisional dengan ciri khas kita yang selama ini hampir punah. Sekaligus melestarikan budaya-budaya yang hilang. Terlebih mengedukasi anak-anak,” ujar Pegiata Omah Dolanan Tradisional, Moh Toyyib, Sabtu (3/4/2021).

Mengenalkan keistimewaan bulan suci Ramadan kepada anak-anak, merupakan hal penting. Lantaran Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat kepada umat yang menjalankan ibadah puasa.

“Kita perlu mengenalkan keistimewaan Ramadan ini kepada anak-anak. Pentas seni ini sebagai wujud syukur akan hadirnya bulan suci Ramadan,” jelasnya.

Tokoh Masyarakat Pagerharjo, Nur Muhlisin mengungkapkan, mayoritas daerah di nusantara memiliki tradisi yang berbeda dalam menyambut bulan Ramadan. Sementara khusus di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, biasa menggelar Megengan.

Namun, setiap daerah memiliki cara yang masing-masing berbeda dalam melangsungkan Megengan. Di Pagerharjo, Megengan sejak dahulu dikemas seperti kenduri dengan bacaan tahlil dan kalimat toyibah.

“Biasanya dibacakan tahlil, kalimat toyibah, dimasyarakat kita sudah biasa. Tanpa adanya doa khusus. Ini beda dengan peringatan nisfu syaban, beda lagi,” ujarnya.

Di Kabupaten Pati, Megengan akrab disebut Ruwahan. Megengan yang berarti menahan dalam bahasa Indonesia, atau secara luas dapat diartikan menahan segala nafsu dan membersihkan diri jelang datangnya Ramadan.

Sedangkan Ruwahan, berasal dari kata arwah, mempunyai arti mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.

“Biasanya dilaksanakan petengahan bulan Syakban di tanggal ganjil. Antara tanggal 16 sampai tanggal 29 atau 30 Syakban. Sehingga saat Ramadan tiba, kita sudah bisa tenang dan khusyuk menjalani ibadah puasa,” kata Nur.

Untuk diketahui pula, biasanya Megengan dilengkapi nasi berkat yang dikirimkan oleh warga ke musala setempat. Selanjutnya didoakan dengan bacaan-bacaan tersebut. Untuk kemudian masing-masing warga membawa pulang nasi berkatan, selain yang dikirimkannya ke musala. Selepas kenduri, biasanya warga melanjutkannya dengan ziarah kubur. (Er)

The post Sambut Datangnya Ramadan di Pati Melalui Megengan dan Ruwahan appeared first on Seputar Muria.