Rembang, Mitrapost.com – Pawone Mak Aty menjadi tempat jajan yang menarik untuk dikunjungi para penyuka kuliner. Apalagi yang disediakan di Desa Mojosari, Dusun Pringan, Sedan, Rembang merupakan jajanan trasional yang sudah sulit ditemui di masa sekarang.
Jajanan sepeti jongkong dan Cenil-Cenil menjadi salah satu andalan Dapur Mak Aty.
“Saya produksi jajanan tradisional seperti Jongkong, Cenil-Cenil, Klepon, Gethuk, Awug-Awug, Bihun Manis, Ketan putih, ketan Hitam, moto kebo, Iwel-Iwel, Tiwul dan masih banyak” cerita Husen Anggara penerus dari Dapur Mak Aty.
Warung Pawone Mak Aty merupakan trobosan brand baru yang diberi sentuhan modern oleh Husen selaku generasi kedua.
Baca juga : Pasca Lebaran dan Jelang New Normal, Harga Sembako di Kota Semarang Masih Stabil
“Di dalam usaha Pawone Mak Aty sendiri sebetulnya ibu saya dalam usaha jajanan basah dan kering itu sudah lama yaitu sekitar tahun 2008 sampai sekarang, tapi baru tahun inilah saya selaku penerus usaha atau generasi ibu saya memulai membuat brand yang bernama Pawone Mak Aty”
Husen mengaku pengambilan nama brand diambilnya dari nama panggilan ibunya sendiri.
“Pawone Mak Aty itu terbentuk pada tanggal 25 April lalu, dan nama itu saya ambil dari nama ibu kandung saya yaitu Masiyati dan orang-orang biasa memanggil beliau Mak Aty, jadilah seperti itu,” tuturnya.
Bagi Husen, menekuni jualan jajanan tradisonal tidak semata-mata menjual makanan saja. Melainkan merupakan kesadaran dirinya sebagai kaum muda dalam melestrikan peninggalan budaya yang ada di sekitarnya.
Baca juga : TMMD Tahap II di Desa Asempapan dan Desa Gulangpongge
“Untuk sehari-hari, saya dan ibu saya, memproduksi jajanan tradisional karena menurut saya itu sangat berpeluang banget karena era sekarang sangat jarang yang menjual jajanan jadul atau tradisional. Saya sebagai generasi muda tidak hanya menjual makanan atau jajanan tradisional akan tetapi secara tidak langsung saya juga mau melestarikan jajanan jadul karena menurut saya itu sebuah jajanan yang mempunyai kearifan lokal.” Jelasnya.
Sedangkan untuk menjaga cita rasa, Husen tetap mempertahanan daun pisang sebagai kemasan. Selain itu pawon atau dapur tanah liat sebagai media pengolahannya juga masih diperhatikan dengan seksama oleh Husen.
“Dan keluarga saya juga masih masak menggunakan yang namanya pawon yang terbuat dari tanah liat. Dan juga setiap packing jajanan atau makanan saya selalu menggunakan daun pisang karena menrt saya, ketika Rasa sudah enak dan cocok, maka akan lebih enak lagi ketika alasnya daun pisang tambah aromanya menjadi khas baget.” imbuhnya
Inovasi lain yang dilakukan Husen berupa penggunaan media sosial sebagai lahan mencari pelanggan. “Saya jualannya offline dan online. Kalau online biasanya diantar” ucapnya.
Selain itu, Pawone Mak Aty saat ini mengeluarkan hawuk-hawuk aneka rasa sebagai jenis jajan yang sedang dikembangkan. (*)
Baca juga : Tim Dalprog Sarankan Pembentukan Tim Satuan Kerja Bidang Penganggaran di Jajaran Kodim Pati
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook dan instagram
Redaktur : Dwifa Okta
The post Pawone Mak Aty, Inovasi Jajanan Tradisonal di Rembang appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.