Banjir di Desa Slungkep Kecamatan Kayen beberapa waktu lalu
Seputarmuria.com, PATI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati menyebut puncak bencana banjir di Kabupaten Pati diperkirakan jatuh pada triwulan pertama tahun 2021 ini.
Namun demikian, guna mempersiapkan posko kesiapsiagaan bencana, ada sedikit kendala yang dialami yaitu dalam hal anggaran.
Hal tersebut disampailan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya. Ia menyebut posko kesiapsiagaan hanya mampu mengcover selama bulan Desember 2020 saja.
“Kami Desember (2020) kemarin mendirikan posko kesiapsiagaan bencana, namun terkendala keterbatasan anggaran di BPBD. Dan kegiatan hanya bisa mengcover satu bulan,” ungkapnya saat dikonfirmasi usai penyerahan honor pada tim relawan pemakaman Covid-19 bertempat di aula BPBD, (7/1/2021).
Budi menyebut, seperti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan juga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina akan sampai pada triwulan pertama. Yakni, pada bulan Januari hingga Maret mendatang.
“Kami belum mempertimbangkan bagaimana nanti menyediakan posko lagi,” kata dia.
Mengingat keberadaan posko yang dapat membantu masyarakat maupun BPBD, Budi berharap jika para pengambil kebijakan di tingkat kabupaten bisa memikirkan agar posko tersebut tetap berdiri dan beroperasi.
“Unsurnya lengkap di sini ada TIN, unsur kepolisian, dari dinas, kemudian relawan BPBD. Setiap hari berkumpul di sini (Posko) untuk memberikan semacam asesmen ke tempat bencana, membantu distribusi logistik. Barangkali dibutuhkan pengungsian nanti kita siap membantu,” beber dia.
Selain itu, pihaknya tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap datangnya banjir. Meski, hingga sejauh ini tidak ada daerah yang terdampak luapan air hingga parah.
“Banjir sampai dengan Januari ini situasinya masih terkendali. Banjir yang sampai membuat jebol hanya kemarin di Tunjungrejo Margoyoso saja. Setelah itu belum ada. Tetapi siang ini (kemarin) baru saja Slungkep Kayen banjir bandang,” kata dia.
Budi menambahkan, beberapa daerah yang sudah terdampak banjir mayoritas di wilayah persawahan saja.
“Jadi daerah-daerah seperti Kasiyan Sukolilo, Sunggingwarno dan Banjarsari Gabus itu yang sudah banjir. Tapi sebagian besar di areal sawah, sebagian kecil ada yang masuk permukiman tapi ketinggian air masih rendah, 20 sampai 30 sentimeter,” pungkasnya.
Ia pun berharap semoga curah hujan di Pati tidak berintensitas tinggi. Sehingga bencana banjir tidak lebih parah dari sebelumnya. (Er)
The post Puncak Banjir Diperkirakan pada Triwulan Pertama 2021 appeared first on Seputar Muria.